Jumat, 04 Maret 2016

TROUBLE #6



Cerita aja kalo udah tenang.
Kata-kata Yama terus terngiang di benak Tara. Ucapan Yama ada benarnya juga, Tara sedang butuh teman untuk cerita tentang masalahnya dan Yama lah teman yang tepat. Tanpa pikir panjang, Tara langsung menghubungi Yama.
“Hallo.” Terdengar suara Yama dari telepon.

“Hallo. Yama aku mau cerita.” Jawab Tara langsung tanpa basa-basi.
“Ohh, silahkan Ra, ceritain aja.” Sahut Yama, suaranya melembut.
Akhirnya Tara menceritakan tentang sidang perceraian orangtuanya besok. Sedangkan Yama, dengan sabar mendengarkan cerita sahabatnya.
“Jadi aku harus gimana dong?” Tanya Tara diakhir ceritanya.
“Ya kalo mereka mau bercerai itu bukan salah kamu. Itu pilihan orangtua kamu, mungkin juga itu pilihan yang terbaik untuk orangtua kamu. Jadi kamu harusnya ga sedih, dan berusaha menerima keputusan orang tua kamu.” Jawab Yama dengan sabar.
“Terus aku harus tinggal sama siapa?”
“Kenapa kamu gak tinggal sama mereka secara bergantian?”Usul Yama. “Tapi kamu ga usah pikirin ke situnya dulu. Yang penting kamu mau nerima keputusan orangtuamu. Lagian kamu harus inget, masih ada aku yang mau dengerin cerita kamu.” Lanjutnya.
“Yaudah deh ntar aku pikirkan lagi. Makasih Yama, sekarang aku sedikit lega.” Jawab Tara. “Aku tutup teleponnya ya, mau makan nih. Bye.” Sambungnya dan Tara segera memutuskan sambungan. Karena sudah merasa tak tahan, Tara segera bergegas turun ke dapur untuk makan.


Keesokan Harinya
Tara mulai aktifitas seperti biasa. Meskipun begitu ia masih jarang berberbicara dengan kedua orang tuanya. Jam yang melingkar di tangan Tara sudah menunjukan pukul 06.15, jadi Tara pun segera berjalan menuju halte bus yang berada di dekat rumahnya.
Sesampainya di halte, Tara melihat cowo yang selalu membuat perutnya serasa dipenuhi oleh kupu-kupu.
“Hai!” Sapa Tara pada cowo tersebut.
“Eh, Hai juga.” Sapa cowo itu sambil menyunggingkan senyum manis yang dapat membuat siapapun langsung jatuh cinta. “Kamu udah sembuh?” tanya cowo itu.
“Udah dong Hans. Buktinya sekarang aku masuk.”
“Oh iya yaa. Hehehe.” Hans terkekeh kecil. “Tuh busnya dateng. Ayo naik.” Sambungnya dan langsung berjalan menuju pintu bus.
Perjalanan terasa sangat singkat. Padahal Tara masih ingin lebih lama bersama Hans.
“Tara.” Panggil Hans yang membuat Tara menghentikan langkahnya yang sedang menuju gerbang sekolah.
“Hmm.” Gumam Tara sebagai jawaban.
“Nanti saat istirahat mau makan di kantin bareng?Kamu ajak Yama juga.”
“...”
“Kalo kamu gamau gapapa kok.” Lanjut Hans karena Tara belum menjawab.
“Eh mau kok.” Sergah Tara cepat sampai membuat Hans sedikit tersentak.
“Ya udah. Aku tunggu ya ntar di kantin. Aku masuk duluan yaa. Bye Tara.”
Hans segera pergi meninggalkan Tara menuju kelasnya, setelah punggung Hans tidak terlihat lagi dari penglihatan Tara. Dengan gesit ia langsung berlari menuju kelasnya, tak sabar untuk memberi kan good news ini pada Yama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar